Sabtu, 16 Maret 2013

10 Derby terpanas di dunia

1.El Superclasico (River Plate vs Boca Juniors)

 El Superclasico, merupakan judul derby terpanas di liga Argentina. Kedua tim memang memiliki segudang prestasi yang sangat banyak. Wajar saja bila kedua tim pede dan berbangga diri sebagai tim papan atas di negaranya.
Boca Juniors juga merupakan tim yang pernah di bela salah satu legenda sepakbola dunia yaitu Diego Maradona.
Tidak mau kalah soal pemain, River Plate juga memiliki pemain bernama Ocampos yang berusia 17 tahun. Bintang muda berbakat ini kabarnya sedang di incar Bacelona, Real Madrid, dan AC Milan.
Namun, di tahun 2011 merupakan tahun keburukan bagi Rive Plate. Pasalnya, tim tersebut baru pertama kali merasakan terdegradasi. Hal tersebut membuat kerusuhan usai pertandingan terakhir liga Argentina. Namun, di tahun 2012 River Plate berhasil naik kembali ke kasta tertinggi liga Argrntina.

 2.Old Firm (Celtic vr Ranger)  

 Liga Skotlandia juga memiliki derby panas. Celtic vs Ranges. Keduanya merupakan tim papan atas liga setempat.

Derby Old Firm ini merupakan derby sarat agama. Pendukung Celtic umumnya merupakan Katolik sedangkan Rangers merupakan Protestant.

Keduanya bukan saja bersaing sejak abad 19. Hingga sekarang kedua tim masih terus bersaing dan beradu gengsi di derby Old Firm ini.

Tapi Celtic patut berbesar hati. Pasalnya Celtic merupakan satu-satunya tim Skotlandia yang pernah menjuarai Liga Champion Eropa tahun 1967/68.


3.Moscow Derby (Lokomotiv vs Spartak)  
  Derby ini melibatkan empat klub yang bermarkas di ibukota Rusia itu. Mereka adalah CSKA, Dynamo, Lokomotiv dan Spartak. Dari keempat klub tersebut, yang dianggap sebagai the weakest link adalah Lokomotiv. Tiga lainnya sudah mengumpulkan sederet trofi, namun tidak demikian dengan Lokomotiv. Moscow derby tidak hanya berlaku untuk sepakbola tapi juga untuk hoki es dan juga melibatkan keempat klub itu.


4. Derby Madrid (Real Madrid vs Atletico Madrid)
 Pecinta sepakbola pasti tidak ada yang tidak tahu Derby Madrid ini. Derby ini merupakan derby besar bagi masyarakat Spanyol terutama kota Madrid ibukota Spanyol.
Derby ini sangat panas. Kerap terjadi pertandingan keras saat pertandingan ini disajikan.
Bicara soal kemenangan, memang Real Madrid masih meraja rela. Dari 23 pertandingan derby Madrid, Real madrid telah meraih 17 kali kemenangan.
Dari segi prestasi pun Real Madrid masih jauh melayang di atas Atletico Madrid.
Tapi, jika membicarakan soal fanatisme suporter memang Atletico Madrid memiliki suporter yang sangat loyal. Berbeda dengan El Real yang suporternya selalu menuntut kemenangan setiap laga. Wajar saja sering kita melihat para pemain Real Madrid menjadi bahan ejekan suporternya sendiri kala pemainnya bermain jelek.

5. Derby Della Capitale (AS Roma vs Lazio)
 Liga Serie-A memang selalu menyajikan pertandingan menarik. Salah satunya adalah derby Della Capitale. AS Roma vs SS. Lazzio. Kedua tim asal ibukota Roma tersebut memang sudah lama saling beradu dalam gengsi.
Derby ini sendiri pertamakali di gelar tanggal 8 Desember 1929. Saat itu AS Roma menang dengan skor 1-0 hasil torehan gol dari striker Rodolfo Volk. Sedangkan Lazio pertamakali memenangi derby ini tanggal 23 Oktober 1932 dengan skor 2-1. Gol Lazio saat itu dicetak Demaria dan Castelli, sedangkan gol Roma ditorehkan Volk.
Rivalitas ini terjadi karena kedua tim berada di satu kota. Selain itu, Lazio merupakan tim yang ingin berdiri sendiri dan mandiri yang tidak ingin bergabung dengan AS Roma. Perlu kita ketahui, AS Roma merupakan gabungan 3 klub di kota Roma  yaitu Alba-Audace, Fortitudo dan Roman.
Hal tersebutlah yang membuat pertandingan panas saat kedua tim bertemu.

6.Derby Della Mole (Juventus vs Torino)
 Derby kota Turin memang merupakan derby yang bisa dibilang berat sebelah. Bukan meremehkan rival Juventus yaitu Torino. Namun bicara fakta, Juventus memang masih lebih jauh lebih baik dari Torino. Sinyonya Tua, julukan Juve merupakan tim Italia yang memiliki koleksi gelar scudetto paling banyak.
Bicara dari grafik memang Juventus masih jauh perkasa di banding Torino. Total pertemuan kedua tim selama ini di semua ajang ialah 225 pertandingan. Juventus memnangkan 91 pertandingan dan Torino meraih 3 angka sebanyak 72 kali sedangkan lainnya berakhir seri.
Menurut fakta juga menuturkan soal suporter bahwa mayoritas suporter Torino merupakan orang kelas menengah kebawah. Berbeda dengan Juventus yang memiliki suporter menengah keatas. Dari sisi finansial, Juventus memang jauh lebih baik.

7. Derby Della Madoninna (Inter Milan vs AC Milan)   
 Bagi pecinta sepakbola khususnya liga Italia pasti tidak ingin melewatkan laga derby terpanas Derby Della Madonnina. Laga yang mempertemukan AC Milan dan Inter Milan ini memang sering menyajikan pertandingan sangat seru. Tak jarang pertandingan keras pun tersaji.
Cerita tentang lahirnya persaingan antara kedua klub bermula tanggal 16 Desember 1899 dimana waktu itu hanya ada Klub Kriket dan Sepakbola Milan yang didirikan oleh Alfred Edwards. Saat itu ia menjadi presiden dari Klub Kriket dan Sepakbola Milan. Dibantu oleh Herbert Kilpin yang menjadi kapten klub sepakbola. Pada 9 Maret 1908, perselisihan mengenai dominasi pemain Italia dan Inggris di klub Ac Milan menyebabkan sekumpulan orang Italia dan Swiss memecahkan diri dari Ac Milan untuk membentuk klubnya sendiri. Nama Internazionale diambil karena pendirinya ingin membuat satu klub yang terdiri dari banyak pemain dari negara luar. Pada era itu, Inter identik dengan kaum borjuis sedangkan Milan dengan kelas pekerjanya. Ternyata selain berbeda visi, suporter kedua tim juga memiliki perbedaan stratifikasi sosial yang menjadi alasan mengapa persaingan kedua klub kota Milan ini begitu panas.

8. Merseyside Derby (Liverpool vs Everton) 
 Disebut Merseyside Derby karena Liverpool dan Everton sama-sama berasal dari daerah Merseyside di kota Liverpool. Kadang juga disebut The Friendly Derby karena dalam satu keluarga kadang terdapat dua kubu, antara pendukung Liverpool dan Everton. Di tingkat teratas sepakbola pro Inggris, derby ini pertama kali terjadi pada 1962, ketika Liverpool pertama kali menembus Divisi Utama. Di Ingris mungkin hanya Pertandingan antara Liverpool kontra Manchester United yang bisa mengalahkan panasnya pertandingan ini.

9. North London Derby (Arsenal vs Tottenham)
 Tiap tahun, Arsenal dan Tottenham Hotspurs memperebutkan gelar tak resmi: Siapa yang menjadi raja di London Utara? Kedua klub ini pertama bertemu di dalam sebuah pertandingan persahabatan pada 11 November 1887. Ketika itu, Arsenal masih memakai nama Royal Arsenal.





10. Derby de Manchester (Manchester United vs Manchester City)
 Inilah Derby terpanas di jagad persepakbolaan Eropa bahkan Dunia, yaitu antara Manchester City melawan Manchester United. Bagaimana tidak, Rivalitas kedua tim ini sudah kadung menjalar sejak dulu, bahkan saat manchester masih bernama Newton Health, kedua tim sudah saling ngotot untuk dapat memperlihatkan kekuatan mereka. Maka tak heran jika dalam pertandingan , wasit sering banyak mengeluarkan kartu, Apalagi sekarang Exspatriat Manchester United sudah menjadi jagoan Manchester City, yaitu Carlos Teves.

10 Bek terbaik sepanjang masa

Bek atau pemain belakang adalah posisi yang sangat vital dalam dunia sepak bola, merekalah benteng pertahanan yang harus menjaga daerah pertahanan agar para striker lawan tidak dapat membobol pertahanan mereka dan kemudian mencetak gol. Bagi banyak orang , Bek-bek terbaik berasal dari italia, hal ini mungkin karna gaya permainan sepakbola italia memang mengandalakan pertahanannya. tapi ternyata tidak semua bek-bek terbaik di dunia berada di Italia,

Berikut adalah daftar 10 bek terbaik di Dunia sepanjang masa yang didasarkan pada prestasi dan skill rata-rata pemain selama masa bermain :

10. Daniel Passarella (Argentina)

Inilah pemain serba bisa dari Argentina. Jago bertahan maupun menyerang, dan membantu terciptanya peluang bagi rekan setimnya, sekaligus menyapu bersih usaha lawan-lawannya. Ia juga dikenal efektif dalam eksekusi penalti dan tendangan bebas. Dengan 134 gol dalam 451 pertandingan, ia pernah mencetak rekor sebagai bek paling haus gol sepanjang masa. Meski demikian, rekor yang sama di Serie A Italia masih menjadi miliknya hingga saat ini. Ia sering dibandingkan dengan Beckenbauer.
Prestasinya yang paling menonjol adalah dua kali juara dunia bersama Argentina, yaitu pada 1978 dan 1986. Ia juga memenangkan Liga Utama Argentina selama empat kali bersama River Plate.

9. Giacinto Facchetti (Italia)

Meski karirnya berawal sebagai pemain depan, Facchetti kemudian beralih menjadi salah satu bek paling efektif dalam sejarah sepakbola Italia. Rentetan gelar yang dikoleksinya antara lain adalah Scudetto pada 1963, 1965, 1966, dan 1971; Coppa Italia 1978; Piala European Champions Club (sekarang Liga Champions) 1964 dan 1965; Piala Intercontinental 1964 dan 1965, serta pemenang Euro 1968. Hebatnya lagi, semua gelar klubnya diraih bersama satu klub, yaitu Inter Milan.
Tak heran jika Pele memasukkannya dalam daftar FIFA 100.

8. Lothar Matthaus (Jerman)

Matthaus baru bermain sebagai pemain belakang saat usianya sudah merambah 30-an. Sebelumnya ia lebih banyak berada di lini tengah. Toh dimanapun ia bermain, Maradona menyebutnya sebagai rival terberat. Dan kenapa tidak? Tak kurang dari tujuh gelar Bundesliga pernah menjadi miliknya, ditambah dengan tiga Piala Jerman, sebuah mahkota Serie A, dua Piala UEFA, satu Kejuaraan Eropa, serta Piala Dunia. Komunitas sepakbola Jerman menobatkannya menjadi pemain terbaik pada 1990 dan 1999, dan FIFA pun tak segan memberikan gelar pemain terbaik dunia 1991 padanya.
Sayang karirnya sebagai pelatih tidak secemerlang itu. Ia dipecat dari timnas Hongaria dan Red Bull Salzburg.

7. Fabio Cannavaro (Italia)

Kapten Italia ini merupakan bek pertama yang dinobatkan menjadi Pemain Terbaik Dunia oleh FIFA setelah Italia menjuarai Piala Dunia pada 2006. Pada tahun yang sama, ia juga memenangi gelar Pemain Terbaik Eropa, dan dua kali terpilih dalam pasukan FIFPro World XI, yaitu pada 2005/06 dan 2006/07.
Sayang, walau pernah meraih gelar juara La Liga dua kali dengan Real Madrid, ia belum pernah menang di Serie A.

6. Roberto Carlos (Brasil)

Roberto Carlos tampil di tiga Piala Dunia bersama Brasil. Selain membawa timnya ke final 1998, ia juga menjadi pemain kunci pada saat Brasil menang empat tahun kemudian. Kontribusinya sebagai pengeksekusi tendangan bebas juga tidak bisa diremehkan, termasuk pada 3 Juni 1997, ketika ia mencetak gol dari jarak 35 m saat melawan Prancis.
Di Real Madrid, ia meraih empat gelar juara La Liga, tiga Liga Champions dan dua Piala Intercontinental. Ia juga merupakan salah satu dari enam pemain yang tampil lebih dari seratus kali di Liga Champions. Pele memasukkannya dalam daftar 125 pemain sepakbola terhebat sepanjang masa pada Maret 2004. Ia juga mendapat pengakuan sebagai legenda sepakbola internasional, dengan diberikannya Penghargaan Kaki Emas 2008.

5. Lilian Thuram (Prancis)

Bek Prancis paling sukses, dengan koleksi berbagai trofi dari empat klub di tiga negara, dan dua gelar internasional bersama timnas Prancis. Kemampuannya dalam membaca permainan dan menempatkan diri di lapangan membuatnya berbeda dari pemain bertahan kebanyakan.
Ia telah tampil dalam 142 pertandingan untuk Prancis, yang menjadikannya pemain yang paling sering diturunkan. Meski kurang mendapat pujian jika dibandingkan dengan bintang Prancis lainnya, seperti Zinedine Zidane dan Theirry Henry, perannya di timnas tidak kalah pentingnya. Ia membantu Prancis memenangkan Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.

4. Franco Baresi (Italia)

Baresi menggawangi lini bertahan AC Milan dalam masa yang oleh banyak pengamat dinyatakan memiliki empat bek terbaik sepanjang sejarah, yaitu ia sendiri, Paolo Maldini, Alessandro Costacurta dan Mauro Tassotti. Ia juga menghabiskan seluruh karirnya di AC Milan dengan 532 pertandingan.
Ia mengoleksi enam Scudetto, tiga Piala Eropa dan Piala Dunia 1982, walau hanya sebagai cadangan. Paolo Maldini banyak berguru padanya, dan bahkan perkembangan karirnya kemudian mirip dengan Baresi. Ketika kemudian ia gantung sepatu, Milan memutuskan untuk menyimpan nomor punggung 6 yang selalu dikenakannya, sebuah penghargaan yang jarang dilakukan di Italia.

3. Bobby Moore (Inggris)

Pemain bertahan yang tenang, Moore banyak dipuji karena kemampuannya dalam membaca arah pertandingan dan mengantisipasi pergerakan lawan. Ia bukan bek yang hanya mengandalkan tekel keras. Pele menyebutnya sebagai pemain bertahan paling jujur yang pernah dilawannya.
Pada 29 Mei 1963, ia menerima ban kapten timnas Inggris ketika baru berusia 22 tahun, dan menjadi kapten tim senior Inggris termuda sepanjang masa. Prestasi terbesarnya adalah membawa Inggris menjuarai Piala Dunia 1966.

2. Paolo Maldini (Italia)

Ia tidak hanya hebat karena memiliki kesetiaan yang besar kepada klubnya, AC Milan. Lebih dari itu, ia adalah bek paling berprestasi. Bersama Milan, ia meraih tujuh Scudetto dan lima titel Liga Champions. Sebagai pemain yang paling banyak tampil untuk timnas Italia, Ia juga menjadi langganan tetap gelar pemain terbaik sepanjang karirnya. Tidak kurang dari Lilian Thuram pernah mengakui ingin sepertinya.
Satu-satunya kekurangannya adalah ia tidak pernah merasakan juara Piala Dunia.

1. Franz Beckenbauer (Jerman)

Italia boleh saja menyumbangkan banyak nama dalam daftar ini. Tapi, tidak ada yang lebih patut berada di posisi puncak daripada “Sang Kaisar”. Buktinya, banyak pemain yang merasa bangga jika dibandingkan dengannya. Selain seabrek trofi yang dikoleksinya, kejeniusannyalah yang membuat ia menjadi sosok yang susah dilupakan. Sepak terjangnya di lapangan sangat elegan.

Lebih dari itu, ia adalah pemikir ulung yang membawa revolusi di dunia sepakbola dengan menciptakan peran libero menyerang. Sebelumnya, tak seorangpun pernah berpikir bahwa seorang sweeper juga perlu untuk maju untuk membantu penyerangan, apalagi mencetak gol. Beckenbauer menciptakan taktik ini, dan menjadikannya sebagai bagian dari sepakbola modern.

10 bola terbaik sepanjang masa

Di tengah-tengah pro dan kontra seputarJabulani yang menjadi bola resmi keluaran Adidas di Piala Dunia 2010. Dari semua yang pernah dirancang, dari beragam merek terkenal seperti Adidas, Mitre, Nike, Puma dan Umbro, berikut inilah 10 yang paling bersejarah dan bermutu. 
1) Bola Mini

Murah meriah, kotor, dan biasanya dicaplok dengan sebuah merek. Bola ini akan cukup digunakan untuk suatu hari hujan dan latihan seadanya. Bagusnya lagi, biasanya bola ini bisa didapat dengan gratis.
2) T-Shape (1930)

Inilah bola pertama yang digunakan untuk final Piala Dunia edisi perdana, dan layak dimasukkan ke dalam daftar ini. Terdapat 12 panel berbentuk T dalam bola ini, dan jahitannya terlihat sangat jelas. T-Shape sepenuhnya kulit dan sangat berat, terutama kalau hujan mengguyur. Di partai final antara Uruguay dan Argentina, kedua kubu kesulitan menentukan bola mana yang layak dipakai. Akhirnya tercapai kesepakatan melalui musyawarah: bola milik Argentina di babak pertama, dan bola Uruguay di babak kedua. Ironisnya, Argentina unggul 2-1 saat turun minum tapi tuan rumah Uruguay membalikkan keadaan dan memenangkan pertandingan ini dengan skor 4-2.
3) Nike Brasil (1998)

Perusahaan peralatan olahraga raksasa dari Amerika Serikat ini datang terlambat sebagai produsen bola. Dalam hal sepakbola, Nike lebih banyak menyediakan jersey ketimbang bola di era 1990-an. Tapi sebuah deal senilai £100 juta dengan tim nasional Brasil pada 1996 terbukti menjadi langkah awal yang baik buat Nike. Dua tahun kemudian, Nike memproduksi iklan TV yang sangat keren dengan menampilkan para pemain Selecao mengolah bola di dalam sebuah bandara. Anda bisa lihat sendiri betapa majunya Nike Football sejak itu. Menakjubkan!
4) Crack (1962)

Nama bola ini tidak ada kaitannya dengan narkoba. Crack merupakan bola pertama yang mengganti panel-panel panjang menjadi 18 oktagon. Sayangnya pada hari pembukaan Piala Dunia 1962 antara Cili dan Swiss, bola Crack hilang dari peredaran, dan akhirnya bola cadangan pula yang dipakai. Beberapa menit sebelum pertandingan bubar, akhirnya muncul juga si Crack. Sialnya, selang beberapa menit bolanya kempis sehingga bola baru Crack dibutuhkan. FIFA tidak terkesan dengan penampilan si Crack, dan memutuskan untuk tidak lagi mengizinkan tuan rumah menentukan bola resmi pertandingan Piala Dunia. Alhasil, Adi Dassler dipanggil. Masalah beres. Setidaknya Crack membuka jalan untuk teknologi panel bola yang lebih canggih.
5) Bola Sepon

Anda pernah memecahkan kaca jendela gara-gara main bola? Atau vas bunga di dalam rumah menjadi korban? Inilah sebabnya bola sepon akhirnya diciptakan. Bola ini aman dari benturan dengan kaca jendela dan vas bunga, sehingga mudah direstui oleh ibu atau istri Anda. Masalahnya hanya satu, kalau dibawa keluar jangan lupa disimpan lagi di dalam rumah. Pasalnya, bola ini tidak bersahabat dengan hujan.
6) Super Duplo T (1950)

Inilah bola revolusioner. Bola ini adalah yang pertama dengan ikatan dan gelembung seperti bola modern dengan katup. Seperti pada 1930, bola ini memiliki 12 panel dan membuat Brasil jatuh ke dalam keputusasaan yang mendalam ketika bola ini meroket ke atap gawang, sehingga Uruguay mengalahkan Selecao di kandang sendiri.
7) Mitre Ultimax (1998)

Ini merupakan bola pertama yang mencatat kecepatan melebihi 160 km/jam. Pihak manufakturmenyebutnya sebagai 'bola tercepat dan paling akurat di dunia' dan akhirnya bola ini dimanfaatkan oleh Liga Primer Inggris pada akhir 1990-an. Inilah bola serat mikro yang orisinil.
8) Adidas Telstar (1970)

Inilah bola resmi Piala Dunia yang ditetapkan untuk pertama kalinya oleh FIFA. Telstar menjadi senjata paling ampuh buat para pemain Brasil 1970. Bola ini terdiri dari 32 panel yang dijahit dengan tangan (12 pentagon hitam dan 20 heksagon putih). Paduan warna sangat cocok ketika menyaksikan turnamen melalui televisi hitam-putih. Nama Telstar sendiri adalah singkatan dari star of television (bintang televisi). Selain itu, Telstar merupakan bola paling bundar pada zamannya dan telah dikenang bersamaan dengan jersey emas Samba yang dikenakan Pele, Jairzinho dan lain-lain. Saking bagusnya, bola ini kembali berputar untuk Piala Dunia 1974.
9) Mitre Delta 1000 (1986)

Sebelum Liga Primer Inggris bergulir dan sebelum stasiun televisi Sky berdiri, inilah bola pilihan para pemain Divisi Satu Inggris. Dikeluarkan oleh Mitre pada tahun 1986, Delta 1000 dipakai di Inggris sebelum sepakbola kembali menjadi seksi di era 1990-an. Desainnya sangat sederhana dengan corak hitam-putih.
10) Adidas Tango Espana (1982)

Bola ini tak tertandingi hingga sekarang. Di Piala Dunia 1982 Spanyol, semua penggemar dan pemain sepakbola berjibaku untuk mendapatkan bola ini. Adidas Tango diperkenalkan pada Piala Dunia 1978, tapi larisnya empat tahun sesudahnya ketika Zico dan Socrates menggiring bola ini di Spanyol. Ada yang punya? Beruntung dan berbahagialah orang-orang yang masih menyimpan bola ini. Tango merupakan bola pertama dengan kualitas tahan air, tapi karena konstruksinya yang halus, bola ini kerap digantikan saat pertandingan berlangsung. TangoEspana adalah bola kulit asli terakhir yang digunakan di kancah Piala Dunia. Harganya juga cukup mahal, kala itu sekitar Rp650.000 atau lebih dari £50. Tango Espana tak pernah beredar lagi di tahun 1990-an kecuali bolanya versi tiruan. Zaman sekarang pasti sulit mencari bola ini

jadwal manchester city di barclays primere league 2013-2014

Jadwal Lengkap Manchester City di Liga Premier 2012-2013 
Manchester City © Umbro

  Liga Premier Inggris hari ini resmi merilis jadwal lengkap untuk musim 2012-2013 dan Bola.net menyusun untuk Anda jadwal tanding beberapa tim papan atas.

Berikut adalah jadwal lengkap untuk Manchester City di Liga Premier 2012-2013:

18 Agustus 2012: Man City v Southampton
25 Agustus 2012: Liverpool v Man City
1 September 2012: Man City v QPR
15 September 2012: Stoke v Man City
22 September 2012: Man City v Arsenal
29 September 2012: Fulham v Man City
6 Oktober 2012: Man City v Sunderland
20 Oktober 2012: West Brom v Man City
27 Oktober 2012: Man City v Swansea
3 November 2012: West Ham v Man City
10 November 2012: Man City v Tottenham
17 November 2012: Man City v Aston Villa
24 November 2012: Chelsea v Man City
27 November 2012: Wigan v Man City
1 Desember 2012: Man City v Everton
8 Desember 2012: Man City v Man Utd
15 Desember 2012: Newcastle v Man City
22 Desember 2012: Man City v Reading
26 Desember 2012: Sunderland v Man City
29 Desember 2012: Norwich v Man City
1 Januari 2013: Man City v Stoke
12 Januari 2013: Arsenal v Man City
19 Januari 2013: Man City v Fulham
29 Januari 2013: QPR v Man City
2 Februari 2013: Man City v Liverpool
9 Februari 2013: Southampton v Man City
23 Februari 2013: Man City v Chelsea
2 Maret 2013: Aston Villa v Man City
9 Maret 2013: Man City v Wigan
16 Maret 2013: Everton v Man City
30 Maret 2013: Man City v Newcastle
6 April 2013: Man Utd v Man City
13 April 2013: Man City v West Brom
20 April 2013: Tottenham v Man City
27 April 2013: Man City v West Ham
4 Mei 2013: Swansea v Man City
12 Mei 2013: Reading v Man City
19 Mei 2013: Man City v Norwich (espn/row)

Inilah 6 Sepatu Sepakbola Terbaik Beserta Kelebihannya

1.Sepatu Sepakbola yang pertama adalah Nike CTR 360 (MAESTRI II ELITE), Pasti Kalian sudah tau Sepatu ini kan ? Bagi yang belum tau, Nike CTR360 MAESTRI II ELITE dirancang untuk para pemain yang menguasai kontrol di lapangan. Mengendalikan tempo dengan penempatan bola yang akurat, mendikte permainan dan menciptakan kesempatan adalah kebutuhan yang penting untuk seorang pemain MAESTRO lini tengah dan sepatu ini juga dikatakan dapat memberikan akurasi lebih agan dalam menembakan / memberikan Umpan. Buat Pemain sepakbola terkenal yang memakainya sendiri adalah Cesc Fabregas , Andreas Iniesta.

Nike CTR 360 MAESTRI II ELITE:

2.Sepatu Sepakbola yang kedua adalah Nike Mercurial Victory II Keunggulan sepatu ini adalah menggunakan teknologi FLYWIRE, yaitu teknologi serat kawat yang menghasilkan efek ringan yang luar biasa. Hal ini membuat sepatu terasa jadi sangat nyaman ketika digunakan dan bagi kalian yg mempunyai selera simple dan elegant sepatu ini cocok untukkalian . Pemain yang bertipikal menyerang kebanyakan memakai sepatu jenis ini. Antara lain Cristiano Ronaldo, Alexandre Pato, Mesut Ozil, Didier Drogba, dan Zlatan Ibrahimovic
Nike Mercurial Victory II:
3.Sepatu Sepakbola yang ketiga adalah Adidas F50 Adizero II Prime,Sepatu ini dikenal super ringan, dengan berat Rata-rata 5,8 ounce, Untuk memberi Kecepatan bagi si pemakai. Sprint frame construction memberikan stabilitas tinggi dan rasa ringan saat dipakai. Kulit luar SPRINTSKIN memberikan kepekaan sentuhan dan kontrol terhadap bola. TRAXION™ FG outsole memberikan daya cengkram maksimal untuk permukaan lapangan rumput. Striker semacam David Villa, Lionel Messi, Karim Benzema adalah pemakai sepatu jenis ini. Beberapa pemain yang permainannya dinilai apik di World Cup 2010 seperti Thomas Muller, Diego Forlan, Luiz Suarez, Asamoah Gyan juga memakai sepatu ini dalam perhelatan World Cup tersebut. Karena fitur ringannya, sepatu ini juga digunakan oleh para pemain bertipe winger yang aktif menyerang seperti Gareth Bale dan Daniel Alves.

Adidas F50 Adizero II Prime
:

4.Sepatu Sepakbola yang keempat adalah Adidas F50 Micoach , Adidas F50 adiZero MiCoach – ‘ Sepatu Bola pertama dengan otak buatan ‘.Sebuah desain revolusioner dari F50 adiZero, sekarang menampilkan ‘MiCoach’ – sebuah chip komputer berbasis teknologi yang mampu mengukur dan merekam data kinerja Pesepak Bola! Sepatu ini hampir sama dengan F50 Adizero tapi ini adalah seri terbarunya, yang memakainya adalah Lionel Messi dan David Silva

Adidas F50 Micoach
:

5.Sepatu Sepakbola yang kelima adalah Adidas Predators memiliki beberapa Seri dari Model awal sampai yang terbaru yaitu AdiPower Predator yang lebih ringan dari seri sebelumnya. Teknologi dari sepatu ini yang dinamakan Powerspine Technology. Pemain-pemain yang memakai sepatu ini beragam mulai dari Striker, Gelandang hingga Penjaga gawang. Striker yang memakai sepatu ini antara lain Dimitar Berbatov, Alessandro del Piero, dan Robin van Persie. Pemain tengah seperti Xabi Alonso, Frank Lampard, Kaka, Steven Gerrard,Luis Nani dan Xavi Hernandez juga memakai sepatu jenis ini. Bahkan penjaga gawang top Barclays Premiere League seperti Mantan punggawa MU Edwin van der Sar, Petr Cech, dan Brad Friedl juga memakai sepatu ini.

Adidas Predator AdiPower
:

6.Sepatu Sepakbola keenam adalah Nike T90 Laser III dan Nike T90 Laser IV. T90 Laser III dan T90 Laser IV didesain khusus untuk membantu akurasi menendang bola, Nike membuat lima bantalan di bagian depan dan sisi luar sepatu sebagai titik kontak kaki yang tepat bagi pemain saat menyentuh bola. Sepatu ini dibalut dengan kulit sintetis Teijin berkualitas terbaik, dilengkapi dengan lubang tali yang asimetris agar memberikan permukaan tendangan lebih lebar. Pemain yang mengunakannya antara lain adalah Wayne Rooney

Nike T90 Laser III
:


Nike T90 Laser IV


10 selebrasi gol terunik

setelah mencetak gol, para pemain sepak bola merayakannya dengan beragam cara. Menurut versi harian The Sun, hingga kini hanya ada sepuluh selebrasi yang dianggap paling unik. Selebrasi siapa saja yang unik tersebut? Simak saja di bawah ini.

1. Paul Gascoigne
Saat berlangsungnya Euro 1996 di Inggris, wartawan sempat memergoki Gascoigne pesta miras bersama Teddy Sheringham. Nah, ketika Gazza-sapaan akrab Gascoigne berhasil mencetak gol ke gawang Skotlandia, dia dan Sheringham melakukan selebrasi bak seorang pemabuk.
 2. Eric Cantona
Publik tak akan pernah melupakan gol brilian Eric Cantona ke gawang Sunderland pada musim 1996-1997 lalu. Setelah melewati tiga pemain belakang, dia langsung men-chip bola masuk ke mulut gawang. Begitu bola menembus gawang, Cantona hanya diam terpaku.
3. Marco Tardelli
Mencetak gol di ajang Piala Dunia merupakan kebanggaan bagi seorang pemain. Ini juga dirasakan Marco Tardelli di ajang Piala Dunia 1982 silam. Selebrasi yang dilakukan Tardelli cukup unik. Begitu mencetak gol, dia langsung berlari dan meneriakkan namanya sendiri.
4. Stuart Pearce
Publik tak akan pernah melupakan ekspresi kepedihan Stuart Pearce, ketika dia gagal menjalankan tugasnya sebagai algojo dalam drama adu penalti di Piala Dunia 1990. Tapi, gaya uniknya ketika dia mencetak gol ke gawang Spanyol di perempat final Euro 1996, juga menjadi memori yang sulit untuk terhapus. Begitu tendangannya menembus gawang Spanyol, dia langsung berlari dan membusungkan dada ke arah suporter Inggris.
5. Craig Bellamy
Sebelum Liverpool melawat ke Nou Camp menghadapi Barcelona di ajang Liga Champions, Craig Bellamy sempat bersitegang dengan John Arne Riise di kamp latihan. Kabarnya, Bellamy sempat memukul Riise dengan stik gol. Nah, begitu Bellamy mencetak gol ke gawang Barcelona, dia langsung melakukan selebrasi seorang bak seorang pegolf.
6. Peter Crouch
Postur tubuhnya yang kurus dan jangkung kerap menjadi bahan tertawaan suporter. Tapi, Peter Crouch tak pernah minder. Dia membalas ejekan itu dengan cara yang elegan. Dimana, setelah berhasil mencetak gol, dia melakukan tarian robot. Itu dilakukan ketika Inggris menggelar uji coba lawan Hungaria dan Jamaika.
7. Jurgen Klinsmann
Jurgen Klinsmann punya reputasi buruk ketika masih menjadi pemain. Dia dikenal jago diving. Itu pula yang membuat fans bola Inggris kurang respek ketika Klinsmann memutuskan bergabung dengan Tottenham Hotspur. Nah, ketika Klinsmann mencetak gol lewat sundulan ke gawang Sheffield Wednesday, dia langsung berlari ke arah pendukung Spurs dan pura-pura terjatuh untuk menggambarkan kebiasaan divingnya.
8. Roger Milla
Dunia tak akan pernah melupakan Kamerun dan Roger Milla di Piala Dunia 1990 silam. Milla pantas dikenang karena saat itu usianya sudah menginjak 38 tahun. Toh dia mampu membawa Kamerun lolos perempat final lewat gol penentunya ke gawang Kolombia. Usai mencetak gol penentu, dia langsung berlari ke arah bendera sepak pojok. Di sana dia menyuguhkan tarian perut.
9. Temuri Ketsbaia
Nama Temuri Ketsbaia memang kurang familiar di telinga publik. Tapi, gaya selebrasi mantan bomber Newcastle United ini tergolong unik. Ketika dia mencetak gol ke gawang Bolton Wanderers pada 1999 lalu, dia langsung melepas kostum dan berlari ke arah papan iklan.
10. Facundo Sava
Aksi selebrasi Facundo Sava belakangan kerap ditiru pemain era sekarang, termasuk pemain yang merumput di pentas Liga Indonesia. Bomber Argentina yang membela Fulham itu, akan langsung mengenakan kostum Zorro jika dia berhasil mencetak gol. Kebiasaan itu dia pertahankan selama dua tahun membela Fulham.