Bek atau
pemain belakang adalah posisi yang sangat vital dalam dunia sepak bola,
merekalah benteng pertahanan yang harus menjaga daerah pertahanan agar
para striker lawan tidak dapat membobol pertahanan mereka dan kemudian
mencetak gol. Bagi banyak orang , Bek-bek terbaik berasal dari italia,
hal ini mungkin karna gaya permainan sepakbola italia memang
mengandalakan pertahanannya. tapi ternyata tidak semua bek-bek terbaik
di dunia berada di Italia,
Berikut
adalah daftar 10 bek terbaik di Dunia sepanjang masa yang didasarkan
pada prestasi dan skill rata-rata pemain selama masa bermain :
10. Daniel Passarella (Argentina)
Inilah
pemain serba bisa dari Argentina. Jago bertahan maupun menyerang, dan
membantu terciptanya peluang bagi rekan setimnya, sekaligus menyapu
bersih usaha lawan-lawannya. Ia juga dikenal efektif dalam eksekusi
penalti dan tendangan bebas. Dengan 134 gol dalam 451 pertandingan, ia
pernah mencetak rekor sebagai bek paling haus gol sepanjang masa. Meski
demikian, rekor yang sama di Serie A Italia masih menjadi miliknya
hingga saat ini. Ia sering dibandingkan dengan Beckenbauer.
Prestasinya
yang paling menonjol adalah dua kali juara dunia bersama Argentina,
yaitu pada 1978 dan 1986. Ia juga memenangkan Liga Utama Argentina
selama empat kali bersama River Plate.
9. Giacinto Facchetti (Italia)
Meski
karirnya berawal sebagai pemain depan, Facchetti kemudian beralih
menjadi salah satu bek paling efektif dalam sejarah sepakbola Italia.
Rentetan gelar yang dikoleksinya antara lain adalah Scudetto pada 1963,
1965, 1966, dan 1971; Coppa Italia 1978; Piala European Champions Club
(sekarang Liga Champions) 1964 dan 1965; Piala Intercontinental 1964 dan
1965, serta pemenang Euro 1968. Hebatnya lagi, semua gelar klubnya
diraih bersama satu klub, yaitu Inter Milan.
Tak heran jika Pele memasukkannya dalam daftar FIFA 100.
8. Lothar Matthaus (Jerman)
Matthaus
baru bermain sebagai pemain belakang saat usianya sudah merambah 30-an.
Sebelumnya ia lebih banyak berada di lini tengah. Toh dimanapun ia
bermain, Maradona menyebutnya sebagai rival terberat. Dan kenapa tidak?
Tak kurang dari tujuh gelar Bundesliga pernah menjadi miliknya, ditambah
dengan tiga Piala Jerman, sebuah mahkota Serie A, dua Piala UEFA, satu
Kejuaraan Eropa, serta Piala Dunia. Komunitas sepakbola Jerman
menobatkannya menjadi pemain terbaik pada 1990 dan 1999, dan FIFA pun
tak segan memberikan gelar pemain terbaik dunia 1991 padanya.
Sayang karirnya sebagai pelatih tidak secemerlang itu. Ia dipecat dari timnas Hongaria dan Red Bull Salzburg.
7. Fabio Cannavaro (Italia)
Kapten
Italia ini merupakan bek pertama yang dinobatkan menjadi Pemain Terbaik
Dunia oleh FIFA setelah Italia menjuarai Piala Dunia pada 2006. Pada
tahun yang sama, ia juga memenangi gelar Pemain Terbaik Eropa, dan dua
kali terpilih dalam pasukan FIFPro World XI, yaitu pada 2005/06 dan
2006/07.
Sayang, walau pernah meraih gelar juara La Liga dua kali dengan Real Madrid, ia belum pernah menang di Serie A.
6. Roberto Carlos (Brasil)
Roberto
Carlos tampil di tiga Piala Dunia bersama Brasil. Selain membawa timnya
ke final 1998, ia juga menjadi pemain kunci pada saat Brasil menang
empat tahun kemudian. Kontribusinya sebagai pengeksekusi tendangan bebas
juga tidak bisa diremehkan, termasuk pada 3 Juni 1997, ketika ia
mencetak gol dari jarak 35 m saat melawan Prancis.
Di
Real Madrid, ia meraih empat gelar juara La Liga, tiga Liga Champions
dan dua Piala Intercontinental. Ia juga merupakan salah satu dari enam
pemain yang tampil lebih dari seratus kali di Liga Champions. Pele
memasukkannya dalam daftar 125 pemain sepakbola terhebat sepanjang masa
pada Maret 2004. Ia juga mendapat pengakuan sebagai legenda sepakbola
internasional, dengan diberikannya Penghargaan Kaki Emas 2008.
5. Lilian Thuram (Prancis)
Bek
Prancis paling sukses, dengan koleksi berbagai trofi dari empat klub di
tiga negara, dan dua gelar internasional bersama timnas Prancis.
Kemampuannya dalam membaca permainan dan menempatkan diri di lapangan
membuatnya berbeda dari pemain bertahan kebanyakan.
Ia
telah tampil dalam 142 pertandingan untuk Prancis, yang menjadikannya
pemain yang paling sering diturunkan. Meski kurang mendapat pujian jika
dibandingkan dengan bintang Prancis lainnya, seperti Zinedine Zidane dan
Theirry Henry, perannya di timnas tidak kalah pentingnya. Ia membantu
Prancis memenangkan Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.
4. Franco Baresi (Italia)
Baresi
menggawangi lini bertahan AC Milan dalam masa yang oleh banyak pengamat
dinyatakan memiliki empat bek terbaik sepanjang sejarah, yaitu ia
sendiri, Paolo Maldini, Alessandro Costacurta dan Mauro Tassotti. Ia
juga menghabiskan seluruh karirnya di AC Milan dengan 532 pertandingan.
Ia
mengoleksi enam Scudetto, tiga Piala Eropa dan Piala Dunia 1982, walau
hanya sebagai cadangan. Paolo Maldini banyak berguru padanya, dan bahkan
perkembangan karirnya kemudian mirip dengan Baresi. Ketika kemudian ia
gantung sepatu, Milan memutuskan untuk menyimpan nomor punggung 6 yang
selalu dikenakannya, sebuah penghargaan yang jarang dilakukan di Italia.
3. Bobby Moore (Inggris)
Pemain
bertahan yang tenang, Moore banyak dipuji karena kemampuannya dalam
membaca arah pertandingan dan mengantisipasi pergerakan lawan. Ia bukan
bek yang hanya mengandalkan tekel keras. Pele menyebutnya sebagai pemain
bertahan paling jujur yang pernah dilawannya.
Pada
29 Mei 1963, ia menerima ban kapten timnas Inggris ketika baru berusia
22 tahun, dan menjadi kapten tim senior Inggris termuda sepanjang masa.
Prestasi terbesarnya adalah membawa Inggris menjuarai Piala Dunia 1966.
2. Paolo Maldini (Italia)
Ia
tidak hanya hebat karena memiliki kesetiaan yang besar kepada klubnya,
AC Milan. Lebih dari itu, ia adalah bek paling berprestasi. Bersama
Milan, ia meraih tujuh Scudetto dan lima titel Liga Champions. Sebagai
pemain yang paling banyak tampil untuk timnas Italia, Ia juga menjadi
langganan tetap gelar pemain terbaik sepanjang karirnya. Tidak kurang
dari Lilian Thuram pernah mengakui ingin sepertinya.
Satu-satunya kekurangannya adalah ia tidak pernah merasakan juara Piala Dunia.
1. Franz Beckenbauer (Jerman)
Italia
boleh saja menyumbangkan banyak nama dalam daftar ini. Tapi, tidak ada
yang lebih patut berada di posisi puncak daripada “Sang Kaisar”.
Buktinya, banyak pemain yang merasa bangga jika dibandingkan dengannya.
Selain seabrek trofi yang dikoleksinya, kejeniusannyalah yang membuat ia
menjadi sosok yang susah dilupakan. Sepak terjangnya di lapangan sangat
elegan.
Lebih
dari itu, ia adalah pemikir ulung yang membawa revolusi di dunia
sepakbola dengan menciptakan peran libero menyerang. Sebelumnya, tak
seorangpun pernah berpikir bahwa seorang sweeper juga perlu untuk maju
untuk membantu penyerangan, apalagi mencetak gol. Beckenbauer
menciptakan taktik ini, dan menjadikannya sebagai bagian dari sepakbola
modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar